BIASA-BIASA SAJA
Pagi itu, seperti hari biasa. Biasa-biasa saja. Senin yang biasa. Seragam Putih abu yang bisa Upacara yang biasa. Dan barisan yang biasa. tetapi, kenanganlah yang tidak biasa nyaris istimewa bahkan nyaris sempurna Tempatku berdirilah yang menimbulkan banyak kenangan. Melirik secara diam ke barisan kelas lain. Ya, kelas yang berbeda satu tahun dibawahku. Dengan posisiku sebagai Kakak kelas, tentu mudah saja mengaggumi sosok satu itu. Entahlah hanya ingin memastikan dia masih ada dimuka bumi. Entahlah hanya ingin mengetahui ia baik-baik saja. tak apa kan(?) Memandang dari kejauhan itu menyakitkan. Hanya jika itu pilihan terakhir, maka bisa juga membawa ketenangan... meski tanpa pernah ia sadari, ada sepasang bola mata yang selalu menuju ke arahnya, mengunci padangan hanya kepada sosoknya. tak usah diperjelas siapa yang dimaksud. Dan ritual ini senantiasa dilakukan setiap upacara. Hingga upacara terakhirku, ma...