Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Catatan Kecil Tentang Rindu dan Temu.

Sore itu, Pohon berembun oleh titik-titik hujan. Bercengkrama lewat rintihan dan tatapan manusia yang dipenuhi kerapuhan. Berpuluh-puluh detik terlewatkan bak pengembara kesepian. Kita khatam dengan siasat pertemuan. Namun baru kali   ini masing-masing perasan tercurahkan. Satu, dua, tiga, atau empat, tak pernah kulupakan kalian meski hanya sesaat. Pertemuan kita tak menentu, namun rindu selalu hadir tanpa ada pintu.  Senyum kalian menjelma genangan perlahan menjadi lautan. Tawa terbaur setelah beratus-ratus menit mengalir tanpa muara. Aku diujung sini mendamba senyum dan tawa tanpa perantara telpon genggam. Aku diujung sini menanti kehadiran yang terlatih telah kunantikan. Hingga, Putaran bumi masih tetap pada porosnya. Setiap planet masih pada jalur orbitnya. Lalu Kita, yang jalurnya berbeda masih berharap sama.  Banyak cerita yang terpendam. Masing-masing memilih bungkam sebelum akhirnya meledak secara kontan. Cerita-cerita itu mendamba pendengar. ...

Fragmen Kata.

Gambar
 Jendela kamar dengan tatapan yang nanar, Berbalik. Ada kata yang tersembunyi dengan samar Mencari-cari   jalan keluar. Deretan kalimat yang terhempaskan hanya berbisik Matamu yang seakan kaca Menjelma berharap kata Putaran rasa yang menafik mimpi Menderu hati perlahan pergi Langit menyimpannya dengan rapi Jawaban murni yang melangkahi sanubari Terpancar dalam bingkaian bola mata Serupa keinginan tanpa diminta. *                 Kaca jendela yang seringkali dibuka, seperti hafal pemiliknya memliki maksud apa; Menatap langit kelabu sehabis hujan ialah satu-satunya hal yang diminta. Dengan lamunan panjang dan kalimat yang selalu membungkus cuaca.                 Berbagai kata tersimpan dan bahkan bersemayam dalam pelukan batin. Aku mencoba menurutkan segala halnya tanpa lisan. Selama in...