Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Catatan Kecil di tengah Huruf Tersembunyi

Konon, tidak ada yang tahu kita akan bertemu mata siapa esok atau esok lusa. pertemuan dua pasang mata mungkin bisa saja menjadi alibi dari sebuah rasa. Di beranda gedung yang sama, kita tak sama sekali saling tahu..  Entah karena pertemuan tak sengaja yang kesekian lagi, kurasa aku ingin tahu tentangmu. Rasa memang berjalan dengan cara sederhana. Namun bisa saja bermetamorfosa menjadi sekelumit rasa yang tak teratur benangnya. dan di hari itu, aku menemukan namamu. Kutemukan namamu di tengah-tengah pondasi bangunan kepercayaan yang awalnya tak kusangka terbangun lagi di ujung kenangan. Kutemukan namamu di dinding-dinding kehidupan baruku saat kutahu bahwa aku butuh sosok seperti kamu. Kutemukan namamu di abjad-abjad yang tak kumengerti mengapa semesta mengirim dirimu untukku. Dan pada saat itu, kuhanya ingin kamu tahu, bahwa semesta juga mengirimkan aku untukmu.  Namun, Sapaku hanya kuucap dalam rapal diam. Mataku hanya sanggup kutatap dalam kejauhan. Pada sisa ha...

Curahan Hati Lembaran Kosong

                Di lembar halaman buku yang kosong hanya ada tiga kemungkinan /1/  Keriuhan dalam kepala Tak sebanding dengan Keheningan sebening mata Dan kita hanya sepasang sapa Yang tak pernah berhenti Dengan tanda tanya. /2/   Bisik yang bergemericik tersembunyi Saat lampu-lampu bertumpu pasrah mendambakan arah Yang tak saggup memulai, yang tak jua terkulai Di kala lalai menjadi alasan semesta sunyi, sendiri /3/   Lamunan yang tertanam mengalahkan segala namun Kenang yang menjadi bekas dan lekas Mengangga di jurang pikiran Merasuki ingatan-ingatan kebisuan Menjadi sebuah muara pada setiap ujung halaman Menyerupai huruf-huruf yang melepas kerinduan.

Beberapa Catatan yang Tak Usah diIngat

Bila kelak, suatu masa kita sudah benar-benar lupa pada apa yang telah terjadi di hari lalu. Tak apa. Memang ada hal yang tak begitu penting diingat dalam kepala. Dan itu aku. Tapi, kutanyakan sekali lagi, apakah memang benar-benar begitu saja lupa? Mari kita leraikan dulu benang-benang kusut yang pernah ada di dada. Itu adalah bukti bahwa kita memang pernah ada. Mohon maaf, maksudku hampir ada. Karena suatu dan lain hal yang menjadikan kita berada di ambang yang antara ada dan tiada. Kita pernah berada di batas yang tak ada satu orang pun percaya. Kita pernah menjajaki dunia dalam kerlipan kunang-kunang atau rintikan hujan yang tak tahu kapan berhenti pada kenang. Kita pernah bersua di antara nyata dan maya yang seorang pun tak mengetahuinya. Kita pernah sama-sama menjaga rahasia rasa masing-masing sebelum kebisuan menjadi alasan. Sebelum penjelasan tak pernah mencapai keinginan. Biar kutelan sendiri. Kepahitan dan kebahagiaan seperti satu koin dengan dua sisi berbeda. dan takdi...