Beberapa Catatan yang Tak Usah diIngat

Bila kelak, suatu masa kita sudah benar-benar lupa pada apa yang telah terjadi di hari lalu. Tak apa. Memang ada hal yang tak begitu penting diingat dalam kepala. Dan itu aku. Tapi, kutanyakan sekali lagi, apakah memang benar-benar begitu saja lupa?

Mari kita leraikan dulu benang-benang kusut yang pernah ada di dada. Itu adalah bukti bahwa kita memang pernah ada. Mohon maaf, maksudku hampir ada. Karena suatu dan lain hal yang menjadikan kita berada di ambang yang antara ada dan tiada.

Kita pernah berada di batas yang tak ada satu orang pun percaya. Kita pernah menjajaki dunia dalam kerlipan kunang-kunang atau rintikan hujan yang tak tahu kapan berhenti pada kenang. Kita pernah bersua di antara nyata dan maya yang seorang pun tak mengetahuinya. Kita pernah sama-sama menjaga rahasia rasa masing-masing sebelum kebisuan menjadi alasan. Sebelum penjelasan tak pernah mencapai keinginan.

Biar kutelan sendiri. Kepahitan dan kebahagiaan seperti satu koin dengan dua sisi berbeda. dan takdir berada di tengahnya. Aku percaya pada apa yang telah disiapkan semesta adalah jalan yang harus kutempuh dan kulangkahi meski penuh peluh. Salah satunya adalah, kau melupakanku. sudah kubilang, biar saja.

Biar kumakamkan sendiri. Puluhan kenang yang masih ada dalam kening, ku makamkan paksa dalam kuburan ingatan. Kutaburi bunga-bunga yang sudah layu tergerus waktu dan kulafalkan doa hingga barangkali mungkin kau akan berziarah dengan isi hati yang lepas atau memang kenangmu sudah lesap. Sudah, sudah kubilang. Biar saja.

Aku pernah mencari kata 'Masih' di matamu. Masihkah ada namaku? Masihkah segala sesuatunya sama seperti sedia kala? Masihkah ku harus mempertahankan kata 'masih' di saat semestamu memang bukan aku? Maka dari itu,  kini kusudah menyerah. Atau mungkin sedikit pasrah. Biarlah saja. aku bisa menelan atau memakamkannya sendiri.

Pada saat kau memulainya, akulah yang melanjutkan huruf selanjutnya. Meski kini cerita kita sudah berbeda dan kau pilih kisah klasik yang pernah tertanam di hatimu yang dulu. Di kisah ini pun, aku menjadi pemeran utama yang harus menyelesaikannya sendirian. Hingga nanti, apabila kau berbalik lihatlah langkah-langkah kecilku yang tak pernah terhapus oleh kenangan,  mengakhiri kisah ini dengan ribuan tanda tanya yang tak menemukan jawaban.


Ingat dan Lupa
hanya kata-kata yang mencari makna
kita di ambangnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Mati di Tulisanku Sendiri

Kata-kata Yang Berlari di Tengah Jatuh Cinta

Bermain dengan Spotify Wrapped 2024