Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Puisi Paling Santuy

Huruf yang terbaca pada ranting kertas   ini hanya tercacah di antara laptop yang bermasalah Angan yang resah, serta ingin yang ruah Sementara akar-akar pohon merindukan hujan dari puncak awan sana Aku melihatnya terkatung-katung melafalkan jalan pulang menginjak bumi Suara aksara pada batang melapang dengan sendirinya Mengirim beribu umpatan sekaligus empati di saat yang bersamaan Hati hanya berselimut dari nyenyak tidur Sementara kayuhan mimpi tak bisa lagi aku temukan di sini Tak bisa kukekalkan di sini Tak bisa kulumatkan pada daging darahku sendiri Setelah itu, Mungkin akan terjadi dekonstruksi ulang dengan raut wajahku sebagai pemeran utama Yang diputarbalikan dan mengelabui aku lagi. Lagi dan lagi. Hingga di ujung cerita hanya puluhan pohon-pohon yang berimbun seruni Serta dedaunan yang meranggas dengan kemarau yang sangat ganas Atau pori-pori klorofil yang terbuka membuatku terlena dan membuatku tanggal di dalamnya. Semenjak itu, ...