(CERPEN) Nafsi di Bulan Mei

Pagi ini aku terbangun dengan harapan yang baru. Tidak ada lagi hal-hal tak berguna yang akan aku lakukan, tak ada lagi teman-teman toxic, dan tak ada lagi keluarga yang akan mengatur hidupku ini dan itu. Kurapikan tempat tidurku dengan nafas lega. Bahwa saat ini, di rumah ini, Ayah dan Ibu pergi ke luar kota dengan waktu yang tidak ditentukan, Aku berhasil mem- block kontak teman-temanku, dan juga berhasil menghapus semua media sosialku yang biasanya kugunakan untuk bereksistensi diri. Perasaanku sangat ringan, setelah sisa airmata yang kuhabiskan semalam. Di bawah temaram lampu malam itu, ku sunyikan kejadian-kejadian yang mengingatkanku pada penderitaan di masa lalu. Bagaimana kebodohanku untuk selalu unjuk gigi dan selalu ceria di hadapan semua orang, bagaimana teman-temanku hanya memanfaatkanku dan menjebakku, dan bagaimana orang tuaku selalu dan selalu menuntutku untuk berjalan sesuai kehendak mereka. Memang, akhir-akhir ini mereka semua amat sangat menyebalkan.—kar...