Tak Ada Kata Terbaik di Hidupmu

Aku menatap nanar matanya yang sepenuhnya tertutup. Mata yang dulu selalu  menatapku di bawah bintang-bintang maupun plafon rumah makan saat menyantap makanan favorit. Rasa tak percayaku mencuat bagai gejolak air yang lumer dan membuat kompor meranggas. Ia terbaring koma di bangsal rumah sakit, yang aromanya menyengat hidungku.


“Dua hari ia tak sadarkan diri, semenjak pulang dari rumahmu,” ungkap ibu paruh baya yang aku memanggilnya Mama.


Sangat jelas hari itu ketika kami bertengkar hebat tentang hubungan kami ke depannya. Sampai di suatu titik ia pun mengucapkan hal yang tak pernah ingin aku dengar.


“Cari yang lain aja, Sya. aku memang bukan yang terbaik,” ungkap lelaki yang selalu memakai sweater warna abu itu. 


Amarahku meredam menjadi buliran air mata. Bertanya-tanya, ‘mengapa tak kamu saja yang menjadi yang terbaik?’ atau ‘aku maunya kamu yang jadi terbaik, gak bisa?’Namun semua pertanyaan hanya muncul di sel-sel otakku saja tanpa mampu sel otak tersebut mengirimkannya kepada mulutku. Hingga ia berlalu begitu saja membelakangiku, tanpa menoleh kembali.


Semenjak satu bulan ke belakang, aku mungkin menjadi sosok yang menyebalkan di matanya. Bertanya kapan kami tak perlu merahasiakan hubungan ini? kapan ia akan memperkenalkanku kepada keluarga? serta kapan-kapan lainnya yang ternyata lelaki tak pernah mau untuk didesak. 


Hanya saja, separuh diriku tak hentinya meminta jawaban. Rasa yang tersebar di dada membuatku merelakan perlahan meski menyakitkan, sebuah fakta bahwa dirinya tak pernah mau memberikan jawaban. Bahkan hingga tubuhnya terkulai lemas di rumah sakit, hingga mulutnya benar-benar tak bisa berucap, dan hingga aku benar-benar tak bisa mencari jawaban dari siapapun.


Namun, hidup perkara melanjutkan perjalanan, bukan? Aku menjadi mengerti bahwa ia memang bukan yang terbaik untukku. Bukan hanya karena ia tidak bisa menjadi yang terbaik, tetapi karena memang ia tak punya waktu untuk menjadi yang terbaik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Mati di Tulisanku Sendiri

Kata-kata Yang Berlari di Tengah Jatuh Cinta

Bermain dengan Spotify Wrapped 2024