Senja yang menjingga
Lelaki muda itu telah lama
berada di tepi pantai. Yang dia lakukan hanyalah berdiam diri lalu duduk
merenung. Tatapannya tak pernah lepas dari arah laut. Ia
terus memandang kelaut yang paling ujung. Sedang apa yang dia lakukan
dipantai yang sesunyi ini? Mungkin dia sedang bernostalgia ditempat ini.
Bukankah semua tempat memiliki kenangannya masing-masing?
Namanya Mutiara. Sering disebut Tiara. Perempuan berkuncir satu itu hobby mengumpulkan cangkang kerang untuk dijadikannya hiasan dirumah. Ia sering pergi ke Pantai Bintang, hanya untuk mencari cangkang kerang dibalik butiran pasir pantai putih yang lembut, bermain air bersama dengan ombak, atau sekedar menunggu matahari tenggelam.
Sunny, Ia lelaki yang sangat tidak menyukai pantai. Menurutnya, hanya membuang-buang waktu jika berada dipantai. Lebih baik berpetualang ke tempat-tempat yang baru atau mendaki gunung. Bukankah menyenangkan? Namun, hari ini Ia terpaksa harus melawan kata hatinya untuk pergi kepantai. Karena, Ia harus mencari Anjing Puddel nya yang kabur.
Dari kejauhan, Sunny melihat sesosok perempuan bermain lempar-lemparan ranting dengan seekor anjing. Sunny yakin, anjing itu milknya. Dengan tanpa ragu, Ia lari menghampiri anjingnya.
Tiara bingung. Siapa kini yang berada tepat didepannya. Sebelumnya, Ia tak pernah bertemu dengan orang itu. Bahkan melihatnya pun belum pernah.
“Anjing itu milik ku!”
“Ohh ya.. sorry, tadi tiba-tiba ada seekor anjing menghampiriku. Kelihatnnya ia jinak. Makanya, sekalian aku ajak main saja”
Mereka saling sapa dan senyum. Sebenarnya, Sunny sangat tidak keberatan jika bertemu dengan Tiara. Sunny tidak sadar bahwa dia sedang berada di pantai. Suatu tempat yang Ia benci. Tapi, sekarang berubah. Ia sangat menyukai pantai. Tiara melihat matahari di mata Sunny. Matahari yang begitu berkilau dan bersemangat. Bahkan, ia iri. Karena tak punya mata seindah itu.
Senja tiba. Matahari sudah mulai menurun. Tiada yang lebih indah selain menyaksikan matahari tenggelam diufuk barat. Biasanya, Tiara menyaksikan moment ini dengan sendirian. Tetapi sekarang di temani oleh teman yang baru ia kenal. Matanya berwarna jingga keemasan ketika melihat senja. Tiara menatapnya diam-diam dari arah samping.
Semenjak peristiwa dipantai itu, setiap sore mulai datang Sunny pergi kepantai. Hanya untuk bertemu dengan teman yang baru ia kenal. Tiara.
Suatu hari, Tiara ingin sekali bertemu dengan Sunny. Sepertinya ada sesuatu yang harus Ia sampaikan dan nampaknya begitu penting. Satu jam, dua jam, belum terlihat sosok Sunny dipantai ini. Namun, sekuat tenaga Tiara bersabar. Hingga akhirnya ia pergi meninggalkan pantai itu.
Sunny lupa, Ia keasyikan bermain game dengan adiknya. Seharusnya, sekarang ia berada dipantai. Bersama Tiara. Tiara. Ya ampun.. Sunny lupa lagi ia sudah punya janji dengan Tiara. Tanpa pikir panjang, Sunny langsung pergi kepantai. Semoga Tiara belum pulang, mohonnya.
Setelah sampai dipantai, Sunny tak menemukan siapapun. Tiara tak ada dipantai itu. Ia hanya menemukan sepucuk surat disaung tempat biasa mereka duduk. Agak ragu Sunny membuka surat itu. Yang pertama ia baca adalah.
“Selamat Tinggal....” Sunny penasaran dengan isi surat itu. Ia terus membacanya. Isi surat nya bertemakan perpisahan. Siapa yang akan berpisah? Tak ada nama pun disurat itu. Hanya sebuah simbol yang bertuliskan huruf T. Apakah Tiara?
Menang benar. Surat itu dari Tiara. Ia mengucapkan selamat tinggal untuk sunny. Karena ia tak bisa bertemunya dengan langsung. Kejadian itu sudah setahun berlalu. Namun, Sunny belum pernah bisa melupakannya. Pertemuannya dengan Tiara, Kebenciannya dengan pantai dan malah sampai sekarang ia masih menyukainya. Semua itu karena Tiara. Dan kini, Tiara pergi begitu saja?
Langit sudah mulai gelap. Senja itu datang lagi. Burung-burung ikut terbang menghiasi langit itu. Namun, Sunny tetap memandang ke arah laut. Ia sempat mengingat kata-kata Tiara yang terakhir ketika mereka bertemu
“Laut itu abadi. Ia menyimpan segala kehidupan,perasaan, dan cinta”
Pantai itu semakin sepi. Namun, Sunny tetap enggan pergi meninggalkan tempat itu. Ia terasa begitu nyaman berada di tempat itu.
“Sunny...” suara itu lembut, seraya angin laut yang menyejukan hatinya. Suara yang memanggil namanya itu seperti suara yang ia kenal ketika berada dipantai ini. Sunny membalikan badan.
Seseorang yang duduk di kursi roda. Memberikan senyumannya yang indah. Wajahnya masih berbinar seperti dahulu. Ia masih dikuncir satu. Tiara. Hanya saja kakinya yang tak bisa digunakan. Namun, Sunny tak peduli. Ia langsung mengajaknya berkeliling pantai.Sunny mendorongnya dari belakang. Menikmati detik-detik matahari tenggelam, mengambil cangkang kerang, bercengkrama dengan ombak.Masih sama seperti setahun lalu.
Hanya siluet merekalah yang jelas dipantai itu...
#FPP
Namanya Mutiara. Sering disebut Tiara. Perempuan berkuncir satu itu hobby mengumpulkan cangkang kerang untuk dijadikannya hiasan dirumah. Ia sering pergi ke Pantai Bintang, hanya untuk mencari cangkang kerang dibalik butiran pasir pantai putih yang lembut, bermain air bersama dengan ombak, atau sekedar menunggu matahari tenggelam.
Sunny, Ia lelaki yang sangat tidak menyukai pantai. Menurutnya, hanya membuang-buang waktu jika berada dipantai. Lebih baik berpetualang ke tempat-tempat yang baru atau mendaki gunung. Bukankah menyenangkan? Namun, hari ini Ia terpaksa harus melawan kata hatinya untuk pergi kepantai. Karena, Ia harus mencari Anjing Puddel nya yang kabur.
Dari kejauhan, Sunny melihat sesosok perempuan bermain lempar-lemparan ranting dengan seekor anjing. Sunny yakin, anjing itu milknya. Dengan tanpa ragu, Ia lari menghampiri anjingnya.
Tiara bingung. Siapa kini yang berada tepat didepannya. Sebelumnya, Ia tak pernah bertemu dengan orang itu. Bahkan melihatnya pun belum pernah.
“Anjing itu milik ku!”
“Ohh ya.. sorry, tadi tiba-tiba ada seekor anjing menghampiriku. Kelihatnnya ia jinak. Makanya, sekalian aku ajak main saja”
Mereka saling sapa dan senyum. Sebenarnya, Sunny sangat tidak keberatan jika bertemu dengan Tiara. Sunny tidak sadar bahwa dia sedang berada di pantai. Suatu tempat yang Ia benci. Tapi, sekarang berubah. Ia sangat menyukai pantai. Tiara melihat matahari di mata Sunny. Matahari yang begitu berkilau dan bersemangat. Bahkan, ia iri. Karena tak punya mata seindah itu.
Senja tiba. Matahari sudah mulai menurun. Tiada yang lebih indah selain menyaksikan matahari tenggelam diufuk barat. Biasanya, Tiara menyaksikan moment ini dengan sendirian. Tetapi sekarang di temani oleh teman yang baru ia kenal. Matanya berwarna jingga keemasan ketika melihat senja. Tiara menatapnya diam-diam dari arah samping.
Semenjak peristiwa dipantai itu, setiap sore mulai datang Sunny pergi kepantai. Hanya untuk bertemu dengan teman yang baru ia kenal. Tiara.
Suatu hari, Tiara ingin sekali bertemu dengan Sunny. Sepertinya ada sesuatu yang harus Ia sampaikan dan nampaknya begitu penting. Satu jam, dua jam, belum terlihat sosok Sunny dipantai ini. Namun, sekuat tenaga Tiara bersabar. Hingga akhirnya ia pergi meninggalkan pantai itu.
Sunny lupa, Ia keasyikan bermain game dengan adiknya. Seharusnya, sekarang ia berada dipantai. Bersama Tiara. Tiara. Ya ampun.. Sunny lupa lagi ia sudah punya janji dengan Tiara. Tanpa pikir panjang, Sunny langsung pergi kepantai. Semoga Tiara belum pulang, mohonnya.
Setelah sampai dipantai, Sunny tak menemukan siapapun. Tiara tak ada dipantai itu. Ia hanya menemukan sepucuk surat disaung tempat biasa mereka duduk. Agak ragu Sunny membuka surat itu. Yang pertama ia baca adalah.
“Selamat Tinggal....” Sunny penasaran dengan isi surat itu. Ia terus membacanya. Isi surat nya bertemakan perpisahan. Siapa yang akan berpisah? Tak ada nama pun disurat itu. Hanya sebuah simbol yang bertuliskan huruf T. Apakah Tiara?
Menang benar. Surat itu dari Tiara. Ia mengucapkan selamat tinggal untuk sunny. Karena ia tak bisa bertemunya dengan langsung. Kejadian itu sudah setahun berlalu. Namun, Sunny belum pernah bisa melupakannya. Pertemuannya dengan Tiara, Kebenciannya dengan pantai dan malah sampai sekarang ia masih menyukainya. Semua itu karena Tiara. Dan kini, Tiara pergi begitu saja?
Langit sudah mulai gelap. Senja itu datang lagi. Burung-burung ikut terbang menghiasi langit itu. Namun, Sunny tetap memandang ke arah laut. Ia sempat mengingat kata-kata Tiara yang terakhir ketika mereka bertemu
“Laut itu abadi. Ia menyimpan segala kehidupan,perasaan, dan cinta”
Pantai itu semakin sepi. Namun, Sunny tetap enggan pergi meninggalkan tempat itu. Ia terasa begitu nyaman berada di tempat itu.
“Sunny...” suara itu lembut, seraya angin laut yang menyejukan hatinya. Suara yang memanggil namanya itu seperti suara yang ia kenal ketika berada dipantai ini. Sunny membalikan badan.
Seseorang yang duduk di kursi roda. Memberikan senyumannya yang indah. Wajahnya masih berbinar seperti dahulu. Ia masih dikuncir satu. Tiara. Hanya saja kakinya yang tak bisa digunakan. Namun, Sunny tak peduli. Ia langsung mengajaknya berkeliling pantai.Sunny mendorongnya dari belakang. Menikmati detik-detik matahari tenggelam, mengambil cangkang kerang, bercengkrama dengan ombak.Masih sama seperti setahun lalu.
Hanya siluet merekalah yang jelas dipantai itu...
#FPP
Komentar
Posting Komentar