Antara Allah dan Kamu
Ketika aku melafalkan ayat-ayat Al-quran, aku terharu. di tulis dengan bahasa yang indah dan mengandung arti yang berkah. Kembali lagi aku melihat mu dalam bayangankuuu. seolah-olah aku terjun langsung ke hari-hari yang telah terlewati sebelumnya. Ketika kakimu bersila, badanmu terasa nyaman diatas sejadah, punggungmu agak membengkuk, dan lengan mu memegang Kitab serta suaramu melafalkan ayat-ayat Allah dengan sungguh indah.
Lagi dan lagi sosok mu hadir dalam setiap mimpiku. Menjadikan tidurku terasa indah dan tentram bagaikan di dalam Nirwana.. meskipun dalam mimpi dan kenyataan sama saja. tak ada perbincangan yang menarik dari bibir kelu kita. Hanya saling tersenyum dan memandang. Entah mengapa rasanya nyaman meskipun dalam mimpi.
Kembali aku mengingatmu, ketika sosokmu melewat di depanku dengan senyum yang mengembang di raut wajahmu. Senyum itu.. sudah aku simpan, selalu aku simpan. Senyummu bukan hanya di bibir, namun matamu pun tersenyum. Sekali lagi aku terheran, Bagaimana kau bisa memiliki keindahan seperti itu? Aku menyukai senyum itu.. dan pemiliknya.
Wajar kamu sangat betah di Rumah Allah yang ada di sekitar sekolah, Masjid selalu memberikan ketenangan, selalu memberikan pencerahan, dan akan selalu menjadikan manusia yang penuh dengan iman serta ketaqwaan. Aku juga merasakan hal yang sama. ditambah dengan keberadaanmu di dalam, membuatku semakin bersemangat. Namun, untuk satu bulan ini tampaknya tak kulakukan lagi ritual itu.
Yang ku lakukan sekarang hanyalah menatap langit dengan mata yang berkaca-kaca. apakah kamu memandang langit yang sama? Yang aku tahu, kita memegang Al-quran yang sama, memeluk agama yang sama, dan menjadi Hamba Allah yang sama. Yang harus kamu tahu, Doaku menjadikan jarak kita berubah menjadi pertemuan dan percakapan
Dalam kerinduan yang semakin hari semakin menjadi, selalu ada doa dibalik sholat yang merupakan perantara antara hamba dengan Sang Ilahi. Dibalik rasa yang semakin hari semakin memuncak, selalu ada tangisan disetiap sujud agar selalu mencari cinta keapada Sang Ilahi.
Semoga rasa ini seperti Fatimah kepada Ali, walaupun diam akan menjadi indah. Jangan, jangan memberikanku pujian karena aku selalu bisa menyembunyikan perasaan. Jangan, jangann sampai setan terus merayuku agar menyimpang di jalan Allah. Jangan. Hanya harapan-harapan di balik doa dan sujud yang mengetahui hal ini. Semoga engkau pun demikian.
Lagi dan lagi sosok mu hadir dalam setiap mimpiku. Menjadikan tidurku terasa indah dan tentram bagaikan di dalam Nirwana.. meskipun dalam mimpi dan kenyataan sama saja. tak ada perbincangan yang menarik dari bibir kelu kita. Hanya saling tersenyum dan memandang. Entah mengapa rasanya nyaman meskipun dalam mimpi.
Kembali aku mengingatmu, ketika sosokmu melewat di depanku dengan senyum yang mengembang di raut wajahmu. Senyum itu.. sudah aku simpan, selalu aku simpan. Senyummu bukan hanya di bibir, namun matamu pun tersenyum. Sekali lagi aku terheran, Bagaimana kau bisa memiliki keindahan seperti itu? Aku menyukai senyum itu.. dan pemiliknya.
Wajar kamu sangat betah di Rumah Allah yang ada di sekitar sekolah, Masjid selalu memberikan ketenangan, selalu memberikan pencerahan, dan akan selalu menjadikan manusia yang penuh dengan iman serta ketaqwaan. Aku juga merasakan hal yang sama. ditambah dengan keberadaanmu di dalam, membuatku semakin bersemangat. Namun, untuk satu bulan ini tampaknya tak kulakukan lagi ritual itu.
Yang ku lakukan sekarang hanyalah menatap langit dengan mata yang berkaca-kaca. apakah kamu memandang langit yang sama? Yang aku tahu, kita memegang Al-quran yang sama, memeluk agama yang sama, dan menjadi Hamba Allah yang sama. Yang harus kamu tahu, Doaku menjadikan jarak kita berubah menjadi pertemuan dan percakapan
Dalam kerinduan yang semakin hari semakin menjadi, selalu ada doa dibalik sholat yang merupakan perantara antara hamba dengan Sang Ilahi. Dibalik rasa yang semakin hari semakin memuncak, selalu ada tangisan disetiap sujud agar selalu mencari cinta keapada Sang Ilahi.
Semoga rasa ini seperti Fatimah kepada Ali, walaupun diam akan menjadi indah. Jangan, jangan memberikanku pujian karena aku selalu bisa menyembunyikan perasaan. Jangan, jangann sampai setan terus merayuku agar menyimpang di jalan Allah. Jangan. Hanya harapan-harapan di balik doa dan sujud yang mengetahui hal ini. Semoga engkau pun demikian.
j
Komentar
Posting Komentar