Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

(CERPEN) Piring-piring Ibu

Gambar
Meja bundar itu lebih sunyi dari biasanya. Beberapa butir anggur tergeletak di piring berwarna abu dengan posisi berada di tengah nasi putih dan ikan asin. Aku pikir yang dibanggakan dalam makan malam kali ini ialah   beberapa anggur tersebut. “Dari siapa anggur ini, Bu?” “Kau tak percaya ibu membelinya karena biasanya Ibu tak punya uang? Sebegitu tak percayanya?” “Tidak juga” Jawabku dingin.             Sepanjang makan malam tersebut, hanya ada suara kunyahan Ibu yang seringkali disertai hembusan. Seolah tiap helaannya ialah keluhan yang selalu ingin ia muntahkan dari bertahun-tahun lamanya. Ikan asin ini tak terasa asin, karena kehambaran yang hanya bisa kurasakan lewat lidah ini. Selepas ia makan, ia langsung beranjak dari meja dan mencuci tangan. Tanpa berbicara denganku lagi, tanpa menatapku lagi.             Segera kuhabiskan sisa makananku dan mencu...

(Puisi) Nukilan Pertemuan

Sepulang temu kala itu, langkah bergemerisik di antara sepatu dan aspal, kamu mungkin akan semerbak lebar, melepas bayang senyum yang kamu  simpan sebagai mentari dan hujan. Tatap yang terjalin adalah harap yang tergantung pada langit-langit. Suaka angkasa membelai jantungmu hingga jatuh, berkali-kali, tanpa henti. Detaknya kau aminkan sebagai nadi yang membanjiri darahmu ke segala sisi. Hingga kau tak menyadari: bahwa cinta membentang pasrah dan melekang arah. Sepulang temu kala itu, cakap menjadi jalan panjang yang kau temukan sebagai sua. Dekap dan lekat di ambang simpang menjelma rima yang kau nyanyinkan; dengan nada yang keluar dari matanya, dengan irama yang menyeruak dari ciptanya. Hingga kau menyadari: bahwa semestamu memang untuknya. Nb: ditulis untuk orang-orang yang baru bertemu dengan semesta hatinya.