2 tahun terakhir
Semua foto yang kita ambil bersama
Adalah tanda mata yang menghubungkan kita
Tawa dan juga pertengkaran yang telah lewat
Adalah tanda mata yang tak terlupakan
Dan semuanya lihatlah kembali,
Ruang kelas dengan memori
Mungkin kini bersedih, karena harus berpisah
Dan masa depan telah menanti..
Jkt48_Give Me Five
Jkt48_Give Me Five
Setiap manusia pasti memiliki kenangan manis saat muda. Dan ketika masih waktu kecil, itu merupakan sebuah dambaan. Sedangkan ketika sudah tua , itu merupakan kenangan.
Terutama masa-masa disekolah. Yang saya rasakan, atau teman-teman rasakan, pasti perasaan tak mau kehilangan. Apalagi yang mau lulus dari sekolah dan berada di kelas akhir. Sungguh, kelas akhir memang memberatkan (berat tugas dan terpenting berat kehilangan momen bersama teman teman)
Pada menjelang tengah malam ini, izinkan saya berkelakar di dunia yang sebetulnya tak kutahu rupanya seperti apa, mencurahkan dalam lingkup yang Maya.
Di mulai dari pagi-pagi dingin, menembus jalan menuju sekolah. Dengan semangat yang terbakar untuk menuntut ilmu dan mendapatkan bonus kumpul-kumpul bareng teman sekelas adalah kebahagiaan sendiri yang kudapatkan setiap hari. Dengan isi kepala yang berbeda-beda, candaan serta gurauan itu selalu hadir di setiap pertemuan. Rasanya, sehari tak bertemu saja sudah terasa tak ada yang lengkap.
Kelakuan konyol, ngecengin adek kelas, nyanyi-nyanyian, makan bekel bareng-bareng, nongki di kantin dan kopsis, selfie di tmpat2 terasyik di sekolah, main TOD, sampai request lagu dangdut bareng-bareng ke ruang broadcast, itu semua adalah sesuatu yang tak aku temui dari tempat lain. Jika tidak aku duduk di bangku depan kelas XII MIPA 3.
Di saat salah satu dari semuanya ada yang sakit berhari-hari, kita senantiasa menjenguknya. Mencari arti persahabatan yang lebih lengkap. Di saat salah satu dari semuanya tiba-tiba berduka, kita mencoba memberikan penghiburan dengan pelukan hangat dan semangat. Bukankah puncaknya ada disana? Ya ada disana! Sebentar lagi.
Tidak ada kisah yang selalu mulus saja bukan? 38 orang dikelas memiliki watak dan kepribadiannya masing-masing. Dan itu menjadikan suatu perbedaan yang sayangnya belum bisa dibatasi. Pada hari itu, pertengkaran hebat terjadi. Kedamaian dan kecerian kelas yang biasanya dirasakan semua, kini hanya terasa di ujung kuku setiap orang.
Perang dingin dan saling diam rasanya sangat memilukan. Jika aku boleh berpendapat, maka keadaan dingin di kelas adalah hal terpahit yang dirasakan ketika usia remaja. Tak ada lagi sapaan hangat, bahkan candaan penuh tawa. Dan itu semua terjadi, hanya karena ego dan emosi yang membakar secara sempurna hari itu.
Menuju puncak memang sperti itu. Ketika persahabatan yang sudah trjalin 2 tahun,, dapat digoyahkan dngn rintangan berlandaskan ego selama satu hari. Sampai pada satu minggu telah pertikaian trsb, smua kembali normal. Saling memaafkan dan merindukan. Hey, kita berhasil melewati rintangannya kawan! Puncak di depan mata!
Waktu kita kini hanya dihabiskan oleh belajar-belajar-tugas-belajaar-tugaas-belajar-tugas-belajaaaarr.. Tapi ku mohon, jangan mengeluh. Masa-masa hebat seperti ini akan kita rindukan. Kita lebih sering bertemu dari pagi buta sampai sore menjingga. Guyuran hujan pun kita hempaskan, karena hujan malu dengan kebersamaan kita.
Saya kembali merekam jejak kenangan di kelas, kantin, perpustakaan, kopsis, lapangan sekolah, dan kebersamaan kita. Wali kelas yang seru dan gokil menambah warna dalam lembaran kisah putih-abu ku.
Saya selalu bersedih jika bicara waktu. Karena ia terus melajumelaju dengan kecepatan maksimum. Itu berarti, waktu yang terpakai akan segera habis, perpisahan akan segera datang dan menghadang. Ku mohon, jika nanti langkah kaki kita lak lagi seirama, ingatlah kita pernah berjuang, menangis, dan mengejar mimpi bersama
Pada menjelang tengah malam ini, izinkan saya berkelakar di dunia yang sebetulnya tak kutahu rupanya seperti apa, mencurahkan dalam lingkup yang Maya.
Di mulai dari pagi-pagi dingin, menembus jalan menuju sekolah. Dengan semangat yang terbakar untuk menuntut ilmu dan mendapatkan bonus kumpul-kumpul bareng teman sekelas adalah kebahagiaan sendiri yang kudapatkan setiap hari. Dengan isi kepala yang berbeda-beda, candaan serta gurauan itu selalu hadir di setiap pertemuan. Rasanya, sehari tak bertemu saja sudah terasa tak ada yang lengkap.
Kelakuan konyol, ngecengin adek kelas, nyanyi-nyanyian, makan bekel bareng-bareng, nongki di kantin dan kopsis, selfie di tmpat2 terasyik di sekolah, main TOD, sampai request lagu dangdut bareng-bareng ke ruang broadcast, itu semua adalah sesuatu yang tak aku temui dari tempat lain. Jika tidak aku duduk di bangku depan kelas XII MIPA 3.
Di saat salah satu dari semuanya ada yang sakit berhari-hari, kita senantiasa menjenguknya. Mencari arti persahabatan yang lebih lengkap. Di saat salah satu dari semuanya tiba-tiba berduka, kita mencoba memberikan penghiburan dengan pelukan hangat dan semangat. Bukankah puncaknya ada disana? Ya ada disana! Sebentar lagi.
Tidak ada kisah yang selalu mulus saja bukan? 38 orang dikelas memiliki watak dan kepribadiannya masing-masing. Dan itu menjadikan suatu perbedaan yang sayangnya belum bisa dibatasi. Pada hari itu, pertengkaran hebat terjadi. Kedamaian dan kecerian kelas yang biasanya dirasakan semua, kini hanya terasa di ujung kuku setiap orang.
Perang dingin dan saling diam rasanya sangat memilukan. Jika aku boleh berpendapat, maka keadaan dingin di kelas adalah hal terpahit yang dirasakan ketika usia remaja. Tak ada lagi sapaan hangat, bahkan candaan penuh tawa. Dan itu semua terjadi, hanya karena ego dan emosi yang membakar secara sempurna hari itu.
Menuju puncak memang sperti itu. Ketika persahabatan yang sudah trjalin 2 tahun,, dapat digoyahkan dngn rintangan berlandaskan ego selama satu hari. Sampai pada satu minggu telah pertikaian trsb, smua kembali normal. Saling memaafkan dan merindukan. Hey, kita berhasil melewati rintangannya kawan! Puncak di depan mata!
Waktu kita kini hanya dihabiskan oleh belajar-belajar-tugas-belajaar-tugaas-belajar-tugas-belajaaaarr.. Tapi ku mohon, jangan mengeluh. Masa-masa hebat seperti ini akan kita rindukan. Kita lebih sering bertemu dari pagi buta sampai sore menjingga. Guyuran hujan pun kita hempaskan, karena hujan malu dengan kebersamaan kita.
Saya kembali merekam jejak kenangan di kelas, kantin, perpustakaan, kopsis, lapangan sekolah, dan kebersamaan kita. Wali kelas yang seru dan gokil menambah warna dalam lembaran kisah putih-abu ku.
Saya selalu bersedih jika bicara waktu. Karena ia terus melajumelaju dengan kecepatan maksimum. Itu berarti, waktu yang terpakai akan segera habis, perpisahan akan segera datang dan menghadang. Ku mohon, jika nanti langkah kaki kita lak lagi seirama, ingatlah kita pernah berjuang, menangis, dan mengejar mimpi bersama
Komentar
Posting Komentar