Aku mengamini semua hal yang membuatku berdiri hingga hari ini. Karena katanya, hari-hari baik terhitung saat kita pertama kali membuka mata. Apalagi di tengah hilir mudik kekacauan dan lengahnya diri, aku tetap bisa membaca satu per satu buku di rak panjang hidup. Memang tak sepenuhnya aku menyukai lembar demi lembar itu, adakalanya aku ingin merobek segala tangis yang ada di dalamnya. membakar sisa-sisa kesedihan yang bersarang dan melerai sesak di penghujung debu Bahkan aku ingin mati, setidaknya di tulisanku sendiri. Tapi ternyata di lembar berikutnya aku percaya, dunia telah menuangkan tinta meski kita tak tahu esok akan seperti apa. Kita hanya bisa berjalan tanpa perlu bertanya 'mengapa' Barangkali hidupmu juga. Aku mengamini hal-hal baik untukmu pula.
(I) Aku kelak akan berkunjung ke buku yang sedang kamu baca dan menyisipkan garis bawah di sana Sekadar mengingatkan kata-kata tak akan terlepas begitu saja mereka menginginkan lekat yang hangat kalimat demi kalimat untuk akhirnya menerimamu meski mereka tahu kamu akan tertidur lelap selepas membacanya (II) jua aku akan meminjamkan pembatas buku di sela-selanya agar kertas demi kertas tidak perlu kamu lipat atau bahkan sobek tanpa sengaja kamu akan betah membaca mereka yang memberimu petuah tentang hidup-- yang begini-begini saja (III) Jika sudah membacanya, Aku ingin mencintaimu meski di balik kekhawatiran, seperti buku yang berselimut debu tanpa memikirkan kertas menguning atau rak-rak perpustakaan yang selalu penuh meski sepi pengunjung. Di sela-selanya kita berciuman dan menertawakan cerita yang itu-itu saja tanpa perlu menerka takdir yang membawa kita kemana
Daftar nama yang kamu kenali ada di sana beberapa diantaranya mungkin sudah kamu temui di panggung pesta besar miliknya yang kamu hasilkan dari jerih payah lembur sampai dua pagi terapi yang memberikanmu endorfin tapi tetap saja patahmu tetap dibawa mati Deretan top artists yang (masih) membual tentang perasaan menjual lagu-lagu yang membuat kupingmu berdendang, mata yang kehujanan, serta mulut yang merindukan manisnya cinta di tengah hiruk pikuk dunia yang membuatmu muak Meski sekadar kata, kamu terbawa ke dalamnya alunan musik yang sebenarnya sama hanya berbeda susunan tangga nada di sela-selanya kamu berjingkrak tanpa takut kakimu goyah kembali pada jeritan-jeritan suara masa lampau, yang kau tanam di lagu yang kau simpan Barangkali memang benar kamu menginginkan suaramu sendiri tercurahkan tanpa perlu menulis berlembar-lembar puisi hingga orang-orang menyadari bahwa lagu-lagu ini adalah suara kamu sendiri
Komentar
Posting Komentar