Saat Kehangatan Memelukmu dan Menjadi Ombak



Punggung ombak itu mengalun, melebur dengan suaranya yang lirih

telah ia menampung gulungan demi gulungan

dari palung terjauh untuk menemuimu di bibir pantai


tapi serumu selalu berbias

lantang asmara sementara

yang tersisa hanya semilir yang membuatnya menjauh dan menjauh

hanya menjadi debur yang menepikan gelombang 

tak lagi mendekap

tapi hangatnya tetap melekat


Hingga kamu menerka

hitungan ke berapa ombakmu kembali

jeda yang kamu bawa bukan menjadi jembatan

melainkan karang yang telah menjelma buih


tapi kamu tak pernah tahu

baginya kamu adalah rotasi hidup

yang terus berulang dan berulang


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata-kata Yang Berlari di Tengah Jatuh Cinta

Bermain dengan Spotify Wrapped 2024

Satu Hari Pergi ke Tempat Ahli Surga