Ketika Bunga itu Gugur

Untuk seseorang yang 'dulu' dihatiku

Di antara malam yang semakin larut, entah mengapa aku masih enggan untuk tertidur. Diantara remang-remang cahaya lampu tidur, sosok satu itu hadir sekelibat. Sosok yg tegas dan berpendirian teguh. Diantara alergi yg semakin malam semakin menjadi, aku teringat bunga itu. Bunga perasaan yg dari dulu aku tanam dan kuberi pupuk. Dan tak kusangka sosok itu membantuku menyiraminya. Hingga sosok itu hadir kembali menyirami, lagi dan lagi. Namun, aku sendiri yg memutuskan untuk memetik bunga itu dan tak membiarkannya lagi tumbuh.

Jangan bilang kalau ini 'penyesalan'. Bukan. Ku katakan sekali lagi. Ini bukan penyesalan. Hanya perasaan rindu yang hadir menjelma menjadi nyata. Dulu, aku yg meminta sosok itu untuk tetap menyirami bunga perasaanku, namun seakan-akan aku yg menyuruhnya pergi. Bukan.  Bukan itu Tuan maksudku. Kamu tetap bisa menyiraminya tetapi dalam hal yg berbeda. Aku tak mau terjerat cinta yang salah.

"Sa"
Dua huruf itu tak kutemui lagi dilayar ponselku. Kuingat panggilan misterius yang ia sembunyi-sembuyikan untukku, namun nyatanya aku senang dengan bermain teka-teki hidupmu, Tuan.

Ucapan salam dan pengingat sholat tak ada lagi menghampiri. Apakah luka dapat menghentikan kebiasaan seseorang? Apakah luka dapat berubah menjadi perasaan yang berkarat? Dan.. Apakah luka dapat menghapus jejak seseorang dari dalam ingatan?

Aku paham sekarang, Tuan. Banyak yg harus diobati. Namun aku tak membawa obat yg kau perlukan. Kehadiranku hanya menambahmu semakin terpuruk karena air raksa yang kubawa bukanlah segelas air putih penghilang dahaga. Aku paham sekararang Tuan. Terlalu banyak yang terluka dapat membuat seseorang  menjauh. Karena cara terbaik mengobati luka hati adalah menjauh dan melepaskan.

Aku tak tahu, di ujung dunia sana apakah kamu membaca pesan ini. Aku tak tahu,  pada dimensi waktu yg sama atau mungkin dimensi waktu yang berbeda kamu berkenan membaca tulisan singkat ini, Tuan. Tetapi yg aku tahu bunga perasaan yang telah kita siram dan beri pupuk telah gugur. Apakah kau masih menunggu bunga itu mekar kembali Tuan?

                    Dari seseorang yang 'dulu' dihatimu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Mati di Tulisanku Sendiri

Kata-kata Yang Berlari di Tengah Jatuh Cinta

Bermain dengan Spotify Wrapped 2024