27 September 2015
aku tahu ini bener-bener telat posting..
tapi gak apa-apa kan telat juga daripada ga sama sekali :D
Karena banyak banget yang nanya tentang perjalananku kali ini.
Hari itu minggu pagi yang membuatku bersemangat. pukul 5 pagi, dengan udara pagi yang melegakan rongga dadaku, aku berangkat menuju stasiun Tenjo dengan menggunakan motor bersama temanku, Ovi. bisa dibayangkan, jalanan masih terlhat sepi, dan udara dingin terasa menusuk tulang.
Setelah sampai di tempat tujuan awal, aku langsung bergabung dengan teman-teman yang lain ( Feby, Eko, Ismi, Silmi, Dhea dan Wisnu). kereta menuju Tanah Abang baru saja berangkat. Kami telat. Alhasil, kami menunggu kertea yang berikutnya. pukul 07.00. untuk membunuh kejenuhan, kami berselfie ria di samping rel, (okey ini agak sedikit memalukan -,-) akhirnya, kereta sampai juga. Kami menaiki kereta dan menuju tanah abang membutuhkan waktu sekitar 1 jam. setelah itu kami transit kereta menuju Manggarai. sesekali kami bertanya-tanya agar tidak salah masuk kereta. untuknya kertea yang kami tumpangi sekarang betul menuju Manggarai. kami harus transit kereta kembali, dengan tujuan akhir Stasiun Kota. Untungnya, kereta kali ini, kami kebagian tempat duduk. Pandanganku tak terlepas dari luar kaca. Kota yang merupakan pusat dari seluruh aktivitas negeri, kota yang menjadi simbol ibukota Indonesia, Kota dengan bagunan-bangunan megah yang menjulang tinggi beserta lalu lintasnya yang runyam, Kota yang masih banyak kekumuhan dimana-mana. hingga aku berkesimpulan : Inilah Jakarta.
Jam di stasiun kota telah menunjukan pukul 10.00. sebelum bergabung dengan rombongan dari Leuwiliang, kami sepakat untuk jajan terlebih dahulu. waktu 3 jam di kereta telah membuat dentuman suara mahadahsyat di dalam perut. selepas membeli roti, kami bergabung dengan rombongan lain dan kini menjadi satu rombongan sekaligus :D. Namanya.. Rombongan Primagama hahahaa *yang ini abaikan*
Kami keluar dari stasiun dan menaiki angkot yang sudah di pesan. satu angkot untuk laki-laki dan satu angkot untuk perempuan. dalam melakukan travelling ini kami hanya mengeluarkan kocek 150 rb! dimulai dari transportasi angkot dan perahu bulak-balik, dan mengelilingi 3 Pulau sekaligus. Dengan angkot ini, kami menuju ke pelabuhan. memakan waktu yang lumayan lama, sekitar 45 menit kami sampai di pelabuhan. aroma laut sudah mulai teraasa.
Ah akhirnya aku duduk di atas perahu lagi. setelah bulan Januari lalu di Pangandaran. Banyak yang membuatku takjub jika di atas perahu . semilir angin laut yang menyejukkan, laut biru yang mendamaikan mata, dan percikkan air yang menyegarkan. tujuan pertama kami ialah: PULAU ONRUST.
Kami menginjakkan kaki di pulau ini pukul 11.30, sudah bukan pagi lagi. Matahari sudah terik, pulau ini begitu luas. kami diberikan waktu 2 jam setengah disini. Setelah tour guide memberikan arahan, kami bebas kemana pun. di pulau ini banyak menympan sejarah. konon, dulunya Pulau ini ialah asrama para jamaah haji asal Indonesia, dan merupakan tempat buangan pemberontak pada masa kolonial Belanda. maka dari itu, di gerbang pulau terdapat bangunan kincir angin seperti di Belanda.
Kondisi di Pulau Kelor lebih sepi di bandingkan dengan Pulau Onrust. Di sini tak ada Mushola, Kantin, dan bahkan Museum. hanya Pulau kecil, namun pemandangannya yang menarik dan membuat siapa saja enggan terusik jika berada di sini.

Sayangnya, waktu kami di pulau ini hanya sebentar. Padahal kami masih belum puas bermain-main di atas pasir putih yang halus ini. mungkin ada waktunya aku kembali lagi ke Pulau ini.. Dengan segala keberatan hati, kami kembali ke perahu dan mengarungi lautan menuju PULAU CIPIR.
Kami turun dari kapal dan kakiku sudah gatal ingin bermain air di Pulau Cipir. Di pulau ini, ombaknya lebih tenang dengan pasir yang abu-abu. Maka dari itu, disini banyak pula pengunjung yang berenang atau bermain air. Setelah menyimpan tas di saung dan menggulung celana, aku siap untuk mengambil cangkang dan bermain bersama ombak. Sudah lama aku tidak melakukan hal itu, dan itu merupakan kebahagiann yang sederhana. bagaimana tidak? kita harus mensyukuri karunia dan kenikmatan Tuhan yang telah di berikan, termasuk menikmati dan menjaganya.
Namun, aku sedikit kesal dengan pengunjung disini. Di jajaran garis pantai Pulau Cipir ini, ada yang mengangguku. yaitu sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan! Ah mengurangi keindahan saja!
Matahari telah menggelayut di ufuk Barat, mebiaskan warna jingga ke segala arah. Itu tandanya, kami harus segera kembali ke Pelabuhan, Sebelum langit mulai menggelap. Aku betah tinggal di Kepulauan Seribu ini. Lebih dari apapun, Laut selalu membuatku untuk ingin menetap. Namun nyatanya, kali ini aku hanya singgah. Selamat tinggal Laut, Onrust, Kelor, Cipir yang penuh kenangan ^^
Kami kembali ke Pelabuhan. setelah itu menaiki angkot dan lekas berbalik ke Stasiun Kota. suasana Kota yang sudah malam. Rombongan pun kembali berpisah, aku dan temanku menuju Stasiun Tenjo, dan rombongan Leuwiliang menuju Stasiun Bogor. Memang hari yang melelahkan, dan tersadar bahwa besoknya ialah hari Senin dan dipenuhi dengan ulangan harian.-
tapi gak apa-apa kan telat juga daripada ga sama sekali :D
Karena banyak banget yang nanya tentang perjalananku kali ini.
Hari itu minggu pagi yang membuatku bersemangat. pukul 5 pagi, dengan udara pagi yang melegakan rongga dadaku, aku berangkat menuju stasiun Tenjo dengan menggunakan motor bersama temanku, Ovi. bisa dibayangkan, jalanan masih terlhat sepi, dan udara dingin terasa menusuk tulang.
Setelah sampai di tempat tujuan awal, aku langsung bergabung dengan teman-teman yang lain ( Feby, Eko, Ismi, Silmi, Dhea dan Wisnu). kereta menuju Tanah Abang baru saja berangkat. Kami telat. Alhasil, kami menunggu kertea yang berikutnya. pukul 07.00. untuk membunuh kejenuhan, kami berselfie ria di samping rel, (okey ini agak sedikit memalukan -,-) akhirnya, kereta sampai juga. Kami menaiki kereta dan menuju tanah abang membutuhkan waktu sekitar 1 jam. setelah itu kami transit kereta menuju Manggarai. sesekali kami bertanya-tanya agar tidak salah masuk kereta. untuknya kertea yang kami tumpangi sekarang betul menuju Manggarai. kami harus transit kereta kembali, dengan tujuan akhir Stasiun Kota. Untungnya, kereta kali ini, kami kebagian tempat duduk. Pandanganku tak terlepas dari luar kaca. Kota yang merupakan pusat dari seluruh aktivitas negeri, kota yang menjadi simbol ibukota Indonesia, Kota dengan bagunan-bangunan megah yang menjulang tinggi beserta lalu lintasnya yang runyam, Kota yang masih banyak kekumuhan dimana-mana. hingga aku berkesimpulan : Inilah Jakarta.
Jam di stasiun kota telah menunjukan pukul 10.00. sebelum bergabung dengan rombongan dari Leuwiliang, kami sepakat untuk jajan terlebih dahulu. waktu 3 jam di kereta telah membuat dentuman suara mahadahsyat di dalam perut. selepas membeli roti, kami bergabung dengan rombongan lain dan kini menjadi satu rombongan sekaligus :D. Namanya.. Rombongan Primagama hahahaa *yang ini abaikan*
Kami keluar dari stasiun dan menaiki angkot yang sudah di pesan. satu angkot untuk laki-laki dan satu angkot untuk perempuan. dalam melakukan travelling ini kami hanya mengeluarkan kocek 150 rb! dimulai dari transportasi angkot dan perahu bulak-balik, dan mengelilingi 3 Pulau sekaligus. Dengan angkot ini, kami menuju ke pelabuhan. memakan waktu yang lumayan lama, sekitar 45 menit kami sampai di pelabuhan. aroma laut sudah mulai teraasa.
Ah akhirnya aku duduk di atas perahu lagi. setelah bulan Januari lalu di Pangandaran. Banyak yang membuatku takjub jika di atas perahu . semilir angin laut yang menyejukkan, laut biru yang mendamaikan mata, dan percikkan air yang menyegarkan. tujuan pertama kami ialah: PULAU ONRUST.
Kami menginjakkan kaki di pulau ini pukul 11.30, sudah bukan pagi lagi. Matahari sudah terik, pulau ini begitu luas. kami diberikan waktu 2 jam setengah disini. Setelah tour guide memberikan arahan, kami bebas kemana pun. di pulau ini banyak menympan sejarah. konon, dulunya Pulau ini ialah asrama para jamaah haji asal Indonesia, dan merupakan tempat buangan pemberontak pada masa kolonial Belanda. maka dari itu, di gerbang pulau terdapat bangunan kincir angin seperti di Belanda.

Kami melanjutkan langkah kaki menuju Museum. di museum tersebut banyak menjelaskan tentang sejarah pulau ini dan perkembangannya. sudah kuduga, Pulau ini kaya akan sejarah. Dengan cekikikan kami keluar dari Museum dan mengelilingi pulau ini lagi, dan untuk mengabadikan momen tak lupa kami pun berfoto-foto bahkan selfie. Di Pulau ini disediakan jalan setapak dengan di samping kanan kirinya terdapat sisa-sisa bangunan yang roboh dan pohon-pohon. Begitu eksotis.
Ketika kami berjalan ke arah Timur, terdapat pemandangan pula yang menakjubkan. Laut luas yang memancarkan kilauan biru. Ditambah dengan pohon-pohon yang berjajar disamping garis pantai. Bagi yang tidak takut ketinggian, disana pun terdapat menara. Bisa menaiki ke atas sana. dan rasakan sensasi luar biasa yang dapat mendamaikan jiwa dan enggan untuk turun.

Kami makan siang di pulau ini sambil menikmati suasana eksotis diatas puing-puing bangunan. Ah makan siang yang luar biasa. Walaupun hanya dengan Midog (Mi & Endog) :D, Tapi tempatnya yang memberikan efek kepuasan tambaahan.
Waktu di pulau ini telah habis. ingat lah selalu Onrust, aku pernah menginjakkan kaki di tanahmu :)
Selanjutnya menuju PULAU KELOR! Kami harus menyebrangi lautan lagi untuk sampai kesana. hanya dalam waktu yang tidak lama, akhirnya kami sampai di tempat tujuan kedua.
Pulau yang cantik! dengan hamparan pasir putih dengan ombaknya yang memburu. Di pulau ini pula terdapat Benteng Martello yang gagah. Menandakan kepingan sejarah pada masa kolonial dahulu.


Sayangnya, waktu kami di pulau ini hanya sebentar. Padahal kami masih belum puas bermain-main di atas pasir putih yang halus ini. mungkin ada waktunya aku kembali lagi ke Pulau ini.. Dengan segala keberatan hati, kami kembali ke perahu dan mengarungi lautan menuju PULAU CIPIR.
Kami turun dari kapal dan kakiku sudah gatal ingin bermain air di Pulau Cipir. Di pulau ini, ombaknya lebih tenang dengan pasir yang abu-abu. Maka dari itu, disini banyak pula pengunjung yang berenang atau bermain air. Setelah menyimpan tas di saung dan menggulung celana, aku siap untuk mengambil cangkang dan bermain bersama ombak. Sudah lama aku tidak melakukan hal itu, dan itu merupakan kebahagiann yang sederhana. bagaimana tidak? kita harus mensyukuri karunia dan kenikmatan Tuhan yang telah di berikan, termasuk menikmati dan menjaganya.
Namun, aku sedikit kesal dengan pengunjung disini. Di jajaran garis pantai Pulau Cipir ini, ada yang mengangguku. yaitu sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan! Ah mengurangi keindahan saja!


Komentar
Posting Komentar