Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

(KISAH) SINGKAT BERUJUNG MENYEKAT.

Akhir-akhir ini, kata-katanya hanya beriak di dalam kepala, ucap hanya tertahan di pangkal tenggorokan, dan pesan hanya teriak di dalam ponsel genggam. Ia hanya sendiri di ambang itu. Meratapi garis takdir yang dengan tega membuatnya semakin tersindir. Ia pernah memalingkan puluhan debar yang hinggap di relungnya. Namun kini, ia sendiri yang menginginkan debar itu kembali menggapai sanubarinya. Dahulu, percakapan-percakapan hangat memberikan warna semangat dengan amat sangat. Cakap dan tawa yang terurai menjadi jalan panjang yang menghubungkannya menuju seseorang yang ia maknai sebagai sosok yang amat penting. Namun kini, percakapan-percakapan berlangsung dingin, perlahan menghilang, dan entah akan kembali atau tidak. Ia merunggut kesepian tanpa tuan. Hubungan berbulan-bulan tanpa kepastian itu semacam malam yang tertuang di angkasa dengan sangat dini. Terlalu dini. Padahal, masih banyak cerita yang ingin dituturkannya. Masih banyak langkah yang ingin dijalankannya. Masih banya...

BAKUKUNG, SURGA YANG TERKURUNG.

Gambar
Siapa sangka, Leuwiliang menambah pesona lagi! Setelah Pabangbon yang hitz menjadi primadona wisatawan, kini Wisata Alam Bakukung bisa menjadi pilihan. Okay step by step gaes. gua akan cerita dulu gimana   menemukan sebuah surga tersembunyi bernama ‘Bakukung’. Berawal dari rasa kangen gua ke Dingo, Jogja. Di situ tempatnya adem, banyak pohon pinus, da nada panggung kayu beserta bangku-bangku kayu. Tak disangka, gua menemukan hal serupa di akun instagram @explorebogor. Mungkin inilah yang dinamakan ‘Pucuk dicinta ulam pun tiba’ (Klik ini, kalo yang Kepo dengan Dlingo) H-1 banget kebetulan si Dini ngajakin main.  Gua  ajak dah dia kesitu  dan dia langsung setuju. (Walaupun sebenernya aing geh gak tau da tempatnya dimana whahaaa) Janjian sih jam 7 ya wa, tapi tetep aja the power of ngaret, jadi berangkat jam 8. Berangkat dari Jasinga jam 8, melewati Bunar, Cigudeg, Leuwisadeng, sampai ke CFC Leuwiliang lumayan menghabiskan waktu kira-kira 50 men...

(PUISI) YIN YANG

Kata berlarian menuju sungai dalam matamu Mengalir di setiap jemari dan goyahnya kaki Bisikan-bisikan halus melerai Dengan sepasang bangku, lampu, ataupun hadirmu diantara pilu Kamu yang hadir di mimpi-mimpi Aku yang tersingkir di angan-ingin Aku bisa saja menjadi bayang yang membias di sampingmu Aku bisa saja menjadi udara yang menyublim di cuacamu Tapi barangkali, aku akan menjadi rasa itu sendiri-- Yang menaburkan waktu di sela-sela koma, titik ataupun seru Hingga kau pun tahu: Bahwa cinta mengekalkan arah Jua merentangkan pasrah Untuk yang duduk tanpa melihat ke belakang: Denganmu, menjadikanku utuh semesta Denganku, menjadikanmu seluruh jagat raya

SANGIANGKU SAYANG, SANGIANGKU JANGAN MALANG.

Gambar
            Sampai detik ini, aku masih meraba-raba bahwa kakiku masih berpijak di buliran pasir itu. Sampai detik ini, aku masih berangan-angan bahwa bayanganku masih tinggal di batuan pulau itu, Pulau Sangiang.             Pulau apa itu?             Pulau Sangiang berada di selat sunda. Bila dilihat dari peta, akan tampak bahwa pulau tersebut berada di tengah –tengah yang memisahkan antara pulau Jawa (Anyer) dan pulau Sumatera (Lampung).  Pulau Sangiang adalah satu pulau gunung api purba yang sudah tidak aktif dan kini menjadi Taman Hutan Wisata.             Fyi , Selat Sunda sendiri memiliki sejarah yang panjang. Jutaan tahun terjadi sampai Pulau Sumatera dan Jawa yang dulunya bersatu kini terpisah. Hal tersebut karena adanya pergerakan Lempeng di segmen Sumatera menekan lebih kuat searah ...

Catatan Kecil di tengah Huruf Tersembunyi

Konon, tidak ada yang tahu kita akan bertemu mata siapa esok atau esok lusa. pertemuan dua pasang mata mungkin bisa saja menjadi alibi dari sebuah rasa. Di beranda gedung yang sama, kita tak sama sekali saling tahu..  Entah karena pertemuan tak sengaja yang kesekian lagi, kurasa aku ingin tahu tentangmu. Rasa memang berjalan dengan cara sederhana. Namun bisa saja bermetamorfosa menjadi sekelumit rasa yang tak teratur benangnya. dan di hari itu, aku menemukan namamu. Kutemukan namamu di tengah-tengah pondasi bangunan kepercayaan yang awalnya tak kusangka terbangun lagi di ujung kenangan. Kutemukan namamu di dinding-dinding kehidupan baruku saat kutahu bahwa aku butuh sosok seperti kamu. Kutemukan namamu di abjad-abjad yang tak kumengerti mengapa semesta mengirim dirimu untukku. Dan pada saat itu, kuhanya ingin kamu tahu, bahwa semesta juga mengirimkan aku untukmu.  Namun, Sapaku hanya kuucap dalam rapal diam. Mataku hanya sanggup kutatap dalam kejauhan. Pada sisa ha...

Curahan Hati Lembaran Kosong

                Di lembar halaman buku yang kosong hanya ada tiga kemungkinan /1/  Keriuhan dalam kepala Tak sebanding dengan Keheningan sebening mata Dan kita hanya sepasang sapa Yang tak pernah berhenti Dengan tanda tanya. /2/   Bisik yang bergemericik tersembunyi Saat lampu-lampu bertumpu pasrah mendambakan arah Yang tak saggup memulai, yang tak jua terkulai Di kala lalai menjadi alasan semesta sunyi, sendiri /3/   Lamunan yang tertanam mengalahkan segala namun Kenang yang menjadi bekas dan lekas Mengangga di jurang pikiran Merasuki ingatan-ingatan kebisuan Menjadi sebuah muara pada setiap ujung halaman Menyerupai huruf-huruf yang melepas kerinduan.

Beberapa Catatan yang Tak Usah diIngat

Bila kelak, suatu masa kita sudah benar-benar lupa pada apa yang telah terjadi di hari lalu. Tak apa. Memang ada hal yang tak begitu penting diingat dalam kepala. Dan itu aku. Tapi, kutanyakan sekali lagi, apakah memang benar-benar begitu saja lupa? Mari kita leraikan dulu benang-benang kusut yang pernah ada di dada. Itu adalah bukti bahwa kita memang pernah ada. Mohon maaf, maksudku hampir ada. Karena suatu dan lain hal yang menjadikan kita berada di ambang yang antara ada dan tiada. Kita pernah berada di batas yang tak ada satu orang pun percaya. Kita pernah menjajaki dunia dalam kerlipan kunang-kunang atau rintikan hujan yang tak tahu kapan berhenti pada kenang. Kita pernah bersua di antara nyata dan maya yang seorang pun tak mengetahuinya. Kita pernah sama-sama menjaga rahasia rasa masing-masing sebelum kebisuan menjadi alasan. Sebelum penjelasan tak pernah mencapai keinginan. Biar kutelan sendiri. Kepahitan dan kebahagiaan seperti satu koin dengan dua sisi berbeda. dan takdi...

(CERPEN) Semangkuk Ramen Mimpi

Hari ini Ia mendengus kesal, menatapi langkah kakinya yang tergesa-gesa menuju rumah dan segera ingin menginggalkan sekolah. Jalan terlihat lenggang, gadis itu semakin memepercepat langkahnya. Sesampainya dirumah ia berusaha membenamkan kepalanya dalam-dalam. Namun, pikirannya terus menerus menganggu. Mengapa hanya aku memiliki kemampuan ini tetapi aku selalu tak bisa memperbaiki kejadian sebenarnya?             Rania yang masih mengenakan seragam terlihat nyaman dengan posisi terlentang menghadap langit-langit kamar. Hidupnya selalu di aliri rasa penasaran dan takut. Dari hal kecil sampai hal yang menakjubkan sekalipun ia pernah mengalaminya dua kali! Pertama, dalam sebuah mimpi di tidurnya dan yang kedua kejadian nyata yang sama seperti di mimpi. Namun, Rania pun tak mengetahui kapan waktunya ia akan mengalami hal tersebut. Hanya saja, kejadian, tempat, dan orang-orang disekitar memanglah sama.      ...