(CERPEN) Piring-piring Ibu

Meja bundar itu lebih sunyi dari biasanya. Beberapa butir anggur tergeletak di piring berwarna abu dengan posisi berada di tengah nasi putih dan ikan asin. Aku pikir yang dibanggakan dalam makan malam kali ini ialah beberapa anggur tersebut. “Dari siapa anggur ini, Bu?” “Kau tak percaya ibu membelinya karena biasanya Ibu tak punya uang? Sebegitu tak percayanya?” “Tidak juga” Jawabku dingin. Sepanjang makan malam tersebut, hanya ada suara kunyahan Ibu yang seringkali disertai hembusan. Seolah tiap helaannya ialah keluhan yang selalu ingin ia muntahkan dari bertahun-tahun lamanya. Ikan asin ini tak terasa asin, karena kehambaran yang hanya bisa kurasakan lewat lidah ini. Selepas ia makan, ia langsung beranjak dari meja dan mencuci tangan. Tanpa berbicara denganku lagi, tanpa menatapku lagi. Segera kuhabiskan sisa makananku dan mencu...